menyusuri jalan setapak
yang mengantarnya kepada
waktu yang sedang duduk-duduk jumawa.
Ia berkata,
"Bolehkah saya meminta satu hal padamu, Waktu?"
Jawab waktu,
"Hei, gadis kecil yang sombong.
Kutahu kau terperangkap aku.
Apa pintamu?"
Gadis kecil menjawab,
"Kembalikan aku padamu,
tiga puluh satu tahun lalu.
Aku hanya ingin bertemu penyairku,
yang telah memberi aku dekapan
saat yang kuminta hanya jabat tangan."
saat yang kuminta hanya jabat tangan."
Waktu terdiam, merenung.
"Sulitkah pintaku, Waktu? Kau Maha. Turuti aku."
Gadis kecil itu merajuk.
Jawab waktu,
"Sulit, Gadisku. Itu sulit.
Penyairmu telah berkelana entah kepada aku yang mana. Maka terima saja jiwamu yang harus terlunta karena menerima rentang tangannya yang mendekapmu,
Aku menyerah."
Gadis kecil yang bodoh.
Ia mendamba jabat tangan
meski yang ia dapat adalah dekapan.