Pada hari petang, mereka datang; keluar dari kandang.
Membawakan aku sebatang sikat gigi yang masih baru dan bersih, untuk aku membersihkan sisa-sisa ciuman yang belum lenyap betul dari mulutku.
Mungkin mereka jijik, jika harus berbagi liur dengan orang-orang yang tak mereka tahu betul rupanya seperti apa.
Kusimpan satu-satu sikat gigi pembawaan kekasihku.
Tanda mata jika esok mereka tak ada.
Setidaknya, ada cerita yang mereka tinggalkan lewat sikat gigi itu,
sehingga ketika waktunya aku membersihkan sisa-sisa ciuman, aku bisa mengenang mereka: kekasih-kekasihku yang bersembunyi di kamar mandi.