Jika tabungan rindu itu sudah banyak,
akan saya serahkan sebagian besar kepada ibu,
supaya punya bekal cukup untuk menyambung hidup.
Sebagian kecilnya untuk bekal saya pergi,
mencari ayah yang harus disusul supaya bisa berkumpul lagi.
Saya sedang menabung rindu.
Saat ini tabungan rindu saya masih sedikit sekali.
Maklum, saya orang yang boros dan kurang bisa berhemat,
mengumbar-umbar rindu untuk hal-hal yang sesungguhnya tidak perlu.
Misalnya saja membeli ayah-ayahan,
atau kenangan semu yang sebentar pakai langsung habis.
atau kenangan semu yang sebentar pakai langsung habis.
Akibatnya saya tidak punya rindu untuk disisihkan,
malah merasa sakit yang sia-sia.
malah merasa sakit yang sia-sia.
Ibu sering marah-marah
karena saya tidak kunjung pandai menabung rindu.
Mungkin ibu semakin resah
melihat saya yang masih terlalu lugu.
Setiap hari pergi.
Ke sana ke mari tanpa tujuan,
seperti layang-layang terbang.
Setiap hari pergi.
Ke sana ke mari tanpa tujuan,
seperti layang-layang terbang.
Untung ibu tidak tahu
kalau saya sering menghamburkan rindu untuk
ayah-ayahan yang cepat rusak.
ayah-ayahan yang cepat rusak.
Berkali-kali saya berjanji
pada ibu dan diri sendiri
agar lebih bisa menahan diri
dan berhenti
membeli hal-hal yang tidak perlu.
Semata-mata biar tabungan rindu saya cepat banyak,
sehingga bisa saya serahkan sebagian besar kepada ibu,
supaya punya bekal cukup untuk menyambung hidup.
Sebagian kecilnya untuk bekal saya pergi,
mencari ayah yang harus disusul supaya bisa berkumpul lagi.