20120125

Hatiku masih tak ingin kamu sirna, Anta. Tapi hidup memacuku untuk meletakkanmu jauh di belakang, meletakkanmu pada kotak yang aku sebut masa lalu.
Hatiku tetap tidak paham, Anta. Kamu begitu saja menghilang serupa kabut yang pupus oleh mentari. Tanganku belum sempat menggapaimu, dan aku, belum siap. Sayangnya, Anta, aku ini kuda bagi sang waktu. Aku harus terus berlari dan berlari tanpa tahu pasti ke mana aku akan menuju. Mengingatmu, Anta, hanya akan jadi penghalangku untuk menuruti kemauan waktu.