20110117

Setahun yang Belum Genap Berlalu

Setahun belum genap berlalu. Perih ini masih belum sembuh. Yang sakit tak rela diobati. Lukanya masih ingin dinikmati, walau hanya jadi milik sendiri. Saya, ternyata seegois itu.
Sore ini cuaca tidak bersahabat, seperti sore kemarin dan kemarin lagi. Seperti setahun yang belum genap berlalu. Seperti suasana hati saya, ketika dipeluk marah dan direndam gelisah. Sebab saya begitu merindu kedamaian, yang belum tentu bisa saya jumpai dalam waktu dekat. Kedamaian sudah pergi bersama kamu, setahun lalu yang belum genap itu.
Kamu jauh lebih beruntung daripada saya. Kamu bisa mencecap damai abadi yang bahkan saya sendiri jeri untuk ikut mencicipi. Kamu tidak pamit mau pergi, bahkan sampai tutup peti. Saya berlarian mengejar mencari kamu. Saya berdoa supaya bisa menumpang petir yang melesat hanya untuk bertemu kamu. Tapi kamu tidak menoleh dan berhenti sejenak menunggu kedatangan saya. Padahal saya hanya ingin memastikan kabar-kabar yang sampai di telinga. Saya ingin semua kabar itu bohong. Air mata orang-orang hanya bualan. Saya ingin melihat kamu. Hanya ingin. Sayangnya tidak ada kesempatan untuk saya. Semua sudah terjadi waktu saya sampai. Kamu sudah benar-benar pergi, dan saya tidak lihat lagi. Bahkan sampai tutup peti. Bahkan, sampai tutup peti.
Mendung yang menggantung sudah siap jatuh. Saya yang terpaku di sini. Bersama air mata yang mengalir tak berhenti.
Saya belum rela kamu tinggal mati. Tak peduli setahun atau bertahun-tahun akan genap nanti. Sebab saya belum sempat melepas kamu pergi.





ps: Cerpen ini dibuat utk mengikuti Ubud Writers Festival. Saya repost karena saya sedang merindu.